Berkaitan dengan Pembangunan kesejahteraan sosial terdapat sub-bagian keprofesian yang disebut dengan Pekerja Sosial Industri (Social Worker Industry). Kemunculan profesi ini dilatar belakangi oleh industrialisasi dibeberapa Negara maju. Di Eropa, bidang ini muncul pada tahun 1920-an. Pelayanan sosial di dunia industri muncul pada Abad Pertengahan. Industri-industri rumah pada masa itu diasosiasikan dalam bentuk gilda (guild).[1]
Di AS, pekerja sosial industri pada mulanya dipekerjakan pada pabrik-pabrik tekstil di bagian selatan, di perusahaan International Harvester dan National Cash Register. Mereka melakukan dan atau mengorganisir beragam pelayanan sosial yang meliputi pendirian kamar-kamar istirahat dan kebersihan, perbaikan sanitasi, penyediaan tenaga medis, serta penyediaan makanan, perumahan dan sekolah. Mereka juga mengatur program-program jaminan sosial dan keamanan, pengadaan perpustakaan, kursus menjahit dan memasak, dan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
Terdapat definisi tersendiri mengenai PSI ini sebagaimana disampaikan Edi Suharto, Ph.D bahwa PSI adalah, “lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui berbagai intervensi dan penerapan metoda pertolongan yang bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara individu dan lingkungannya.” [2]
Hal senada juga disampaikan oleh Shulamith L. A. Straussner yang dikutip oleh Edi Suharto, Ph. D dalam Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat bahwa terdapat lima tipologi model dalam setting Pekerjaan Sosial Industri ini, yaitu[3] :
1. The Emloyee Service, yaitu perencanaan dan implementasi program-program dan pelayanan sosial terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pegawai suatu perusahaan secara individual.
2. The Employer-Work Organization Service, yaitu bantuan bagi manajemen perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan kebijakan-kebijakan dan pelayanan yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. The Consumer Service, yaitu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan konsumen dari perusahaan. Bentuk pelayanan ini adalah pembelaan atas hak-hak konsumen untuk menerima pelayanan-pelayanan perusahaan yang berkualitas.
4. Corporate Social Investment, yaitu kepedulian perusahaan terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal diseputar perusahaan dengan menberikan investasi dalam program-program sosial perusahaan yang berkesinambungan.
5. Work related Public Policy, yaitu cakupan terhadap formulasi, identifikasi, analisis dan advokasi bagi kebijakan, program dan pelayanan-pelayanan pemerintah yang langsung maupun tidak mempengaruhi dunia kerja.
Sebagaimana disampaikan oleh Suharto tersebut, Corporate Social Responsibility, merupakan bagian dari Pekerjaan Sosial Industri. Sebenarnya terdapat banyak nama untuk kegiatan sosial perusahaan ini, sebagaimana Strategic Canada[4], menyampaikan bahwa CSR dinamakan juga dengan; Corporate Sustainability, Corporate Accountability, Corporate Responsibility, Corporate Citizenship, Corporate Stewardship,[5] bahkan dewasa ini nama CSR digantikan dengan Corporate Social Investment (CSI).
Melihat model tersebut, maka mengutip perkataan Akabas mengenai peran pekerja sosial (social worker) dalam bidang pekerjaan sosial industri adalah, “inti pekerjaan sosial industri meliputui kebijakan, perencanaan dan pelayanan sosial yang bersinggungan antara pekerja sosial dan dunia kerja”.[6]
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka peran PSI juga terdapat dalam beberapa bidang selain yang dinyatakan oleh Akabas, seperti pengembangan SDM dan organisasi, penanggungjawab filantropis sosial perusahaan serta perencanaan pelayanan sosial perusahaan.[7] [1] Kesalehan Sosial Perusahaan. Jakarta: Tabloid INFO ZAKAT. Edisi 1 Desember 1999.
[2] Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Refika Aditama, Bandung; 2005. h. 194
[3] Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Refika Aditama, Bandung; 2005. h. 203
[6] Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Refika Aditama, Bandung; 2005. h. 195
[7] Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Refika Aditama, Bandung; 2005.
No comments:
Post a Comment